INFORMASI/PENDAFTARAN
HUBUNGI DI WHATSAPP |
"Ini namanya kue carang emas dan menjadi favorit kue untuk Lebaran. Kemarin baru kirim ke Taiwan pesanan teman teman buruh migran di sana," ucap Krisna Hadi pemilik usaha kue kepada Kompas.com Sabtu (25/6/2016).
LOWONGAN
KERJA KELUAR NEGERI
GAJI 5 s/d 15 JUTA
GAJI 5 s/d 15 JUTA
TAIWAN
HONG KONG
|
SINGAPURA
MALAYSIA
|
Informasi selengkapnya KLIK DISINI " PJTKI BANYUWANGI " |
Ia bersama istrinya Ani Sugianti (28) adalah mantan buruh migran yang saat ini membangun usaha kue kering di rumahnya yang berada di Dusun Jatisari Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran.
Krisna menjadi bagian pemasaran, sedangkan produksi dilakukan oleh istrinya serta kerabatnya yang sebagian besar juga mantan buruh migran. Krisna hanya mempromosikan kuenya melalui akun Facebook.
Sebelumnya, Krisna menjadi tenaga kerja Indonesia sejak tahun 2006 sedangkan Ani sejak 2007 saat usinya berusia 18 tahun.
"Sudah dua kali kontrak dan untuk satu kali kontrak selama 3 tahun. Kalau saya di pabrik kalau istri di rumah tangga jaga orang jompo," ucapnya.
Lelaki tersebut mengatakan, tantangan terberat bagi para buruh migran adalah ketika kembali ke tanah air. Mereka yang tidak membuka usaha, sebagian besar akan memilih kembali lagi ke luar negeri jika tabungannya sudah habis.
Hal tersebut yang menjadi alasan ia membuat usaha pembuatan kue. Sebelumnya ia juga telah merintis usaha travel penjemputan TKI di Indonesia.
Sementara itu Ani Sugianti, istri Krisna kepada Kompas.com mengaku mengawali usaha kue kering tersebut sebagai usaha sampingan karena bosan tidak ada kegiatan di rumah. Ia belajar membuat kue kue kering dari ibunya dan juga channel Youtube.
"Saya kalau pake handphone buat cari cari manfaat dan akhirnya liat Youtube caranya buat kue. Kalau gagal sudah terlalu sering," katanya sambil tertawa.
Ia mencontohkan, saat membuat kue carang emas dia menghabiskan 20 kilogram lebih ubi jalar sebagai bahan baku. Karena selalu gagal, suaminya sempat menyuruh untuk berhenti bereksperimen.
Ani akhirnya memberanikan diri untuk memulai bisnis kue kering dengan modal hanya Rp 200.000. Pesanan pun berdatangan, bahkan dari luar negeri.
Selama 2 minggu bulan Ramadhan ini, ia sudah menerima pesanan hingga mencapai 4 kuintal. Mereka pun sudah menutup pesanan karena tenaga produksinya kurang.
Pengiriman kue ke wilayah Malang. Blitar, Madiun Jogya, Jakarta bahkan Lampung. Kue tersebut di kirim ke keluarga buruh migran.
"Yang pesan masih bekerja di luar negeri dan kuenya dikirim untuk keluarganya buat Lebaran. Tapi ada juga yang dikirim langsung ke luar negeri buat obat kangen kampung halaman. Walaupun lebih mahal ongkos kirimnya mereka tidak masalah," jelas Krisna.
Ia mencontohkan, satu kardus berisi kue senilai 500 ribu dengan berat makasimal 6 kilogram, ongkos kirim ke Taiwan bisa mencapai Rp 1 juta.
Saat ini dia memproduksi beraneka jenis kue seperti Carang emas, Kuping Gajah, Stik Coklat, Stik Gurih, Akar Kelapa, Pastel Abon, Kacang Telur, Kacang Bawang dan Kacang Tolo.
Mereka membanderol harga antara Rp 40.000 sampai Rp. 75.000 per kilogram sesuai dengan jenis kuenya. Mereka bisa meraup keuntungan hingga Rp 15 juta.
Selain itu pasangan Krisna dan Ani juga bekerja sama dengan beberapa buruh migran lainnya yang tergabung dalam Keluarga Buruh Migran Indonesia (KAMI) Banyuwangi yang juga membuat kue kering khas Lebaran jenis oven.
Salah satunya adalah Siti Umaiyah (43) asal desa Benculuk Kecamatan Cluring. Selama bulan puasa ia dibantu 15 orang yang sebagian besar adalah mantan TKW Taiwan. Mereka sudah membuat hampir 6 kuintal pesanan kue khas Lebaran.
"Kalau yang jenis goreng gorangan di mas Krisna dan Mbak Ani kalau khusus oven di tempat saya. Hampir 80 persen pesanan kue adalah dari teman teman buruh migran. Ada yang dikirim ke kampang halamannya atau dikirim ke luar negeri untuk dikonsumsi sendiri," ucap perempuan yang juga pernah menjadi buruh migran tersebut.
Ia mengaku, sejak kepulangannya dari Taiwan ia merintis usaha kue kering dan mengajak rekan-rekan mantan buruh migran. Ia bermodal tabungan selama bekerja di luar negeri.
"Suami saya saat ini masih di luar negeri dan tahun ini rencananya sudah kembali ke Banyuwangi dan kami berencana membesarkan usaha ini bersama sama dan mengajak kerabat tetangga dan teman mantan TKW. Kalaupun mau membuka usaha sendiri juga nggak apa apa. Kami belajar bersama sama agar mandiri dan tidak perlu balik keluar negeri," kata dia.
Penulis | : Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati |
Editor | : Erlangga Djumena |
FOLLOW THE PJTKI RESMI TERPERCAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow PJTKI RESMI TERPERCAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram